Kamis, 30 November 2017

PBL di Ngesrep

 Tim PBL Ngesrep 2017
 
Assalamu’alaikum masyarakat sejawat, how are you in this rainy day? It must be chill and comfort right? Karena lagi musim hujan, sebaiknya kita stay di rumah aja yah, lebih nyaman dan aman juga
Okay kali ini aku mau berbagi cerita dan pengalaman selama PBL sesuai dengan janjiku di instagramku sebelumnya. Bagi yang belum tahu instagramku bisa banget di follow akunnya @alyanidatm. Oke skip. Jadi PBL adalah salah satu beban akademik dar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Apa sih PBL itu? PBL singkatan dari Pengalaman Belajar Lapangan, so dalam suatu kelompok ditempatkan di suatu kelurahan, untuk menemukan masalah dan memberi solusi atau intervensi yang ditujukan kepada masyarakat dan institusi. Bisa dibilang PBL ini adalah KKN tingkat fakultas, jadi otomatis masalahnya berfokus ke masalah kesehatan.
Kalau bicara soal beban akademik yang satu ini, kadang terpikir dikepalaku kalau FKM UNDIP emang gak bisa dipandang sebelah mata, kegiatan kemasyarakatan (yang memang jelas dari judulnya: Kesehatan MASYARAKAT) di FKM UNDIP ini emang banyak banget, dari awal menjadi mahasiswa baru pun udah di latih untuk membaur dengan masyarakat, lewat program desa mitra. Jadi berbanggalah kalian sebagai mahasiswa FKM UNDIP, dan berusahalah dengan sungguh-sungguh bagi kalian yang mau melanjutkan studi ke FKM UNDIP (loh promosi).

 Poto pertemuan awal di Kecamatan Banyumanik
 
 Okay kumau langsung cerita sedikit pengalaman ajanih seputar PBL. Jadi aku PBL bersama 17 orang lainnya, jadi ada 18 anggota kelompok termasuk aku. PBL ini merupakan ajang belajar kelompok antar peminatan juga loh! Jadi di FKM UNDIP ada 9 peminatan, dan di ajang PBL inilah kesembilan peminatan tersebut saling menyatukan pemikiran. PBL kali ini lebih concern ke masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan Gizi, jadi aku yang peminatannya Kesehatan Lingkungan lumayan banting stir banget sih untuk PBL ini. But kesmas tetaplah kesmas, apapun peminatannya, gelarnya tetap SKM.
Oiya aku PBL di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang. Perjuangan bolak balik kosan-kelurahan itu lumayan juga sih soalnya tiap berangkat mesti macet didaerah gombel (jangan bayangkan macetnya semarang sama seperti jakarta). Karena udah lama terbiasa jalan ke kampus Cuma 10 menit dan bebas macet, jadi kalau harus jalan ke kelurahan rada pegel dan menguras tenaga juga. Padahal waktu SMA ngerasain macet yang gila-gilaan tiap hari. Mulai lemah nih daku. Jadi aku akan mendeskripsikan sedikit mengenai anggota kelompokku. Untuk yang gak berkenan sama deskripsi ini boleh banget hubungin aku. Kita ngomong baik-baik ajalah ya dibelakang hahaha.
 Anggota Tim PBL Ngesrep 2017 setelah fasilitasi
 
Jadi aku akan mulai dari:
1.         Mas Zain, ketua kelompok PBL dari peminatan entomologi. Salah-satu donatur terbesar pemasok kegarangan nafsu diafragma anak ngesrep. Orangnya woles tapi suka ngasih info mendadak. Satu-satunya anggota cowok di kelompok. Jadi bagi kalian (cowo) yang mau masuk FKM, siap siap temen sekelasnya cewek semua ya! Haha (gak deng canda).
2.         Erma, PJ bidang gizi dari peminatan biostatistik dan ilmu kependudukan. Sangat pekerja keras, rajin, on time, pencetus pisang bolen berbagai rasa. Kata people aku sama dia mirip masa... padahal cakepan dia lah ya haha! Tapi aku dan dia sama-sama anak bekasi.
3.         Aam, PJ bidang KIA dari peminatan yang sama dengan aku, kesehatan lingkungan. Dia teman bolak-balik tembalang-ngesrep, alias kita bonceng-boncengan gitu. Dia nih katanya orangnya emang labil, dan suka gedeg sama tingkahku haha (maafkan). Orangnya ngegas tapi pembawaannya asik. Thanks sudah mau dibebankan dengan kebiang-onaranku haha💓.
4.         Yohana, dari peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Partner laporan KIAku yang mommy-able dan asik banget kalo diajak ngobrol. Orangnya woles tapi galak wkwk.
5.         Serisa, peminatan epidemiologi yang kalo lagi ngobrol bareng suka miss-com. Dia sangat pelor more than me! Hobinya begadang sih, makanya kalo siang molor mulu haha. Tapi dia pekerja keras sekali, terimakasih sudah menghandle laporan PBL Ngesrep💓.
6.         Shita alias Sinjo, peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Awal-awal kerjaannya debat mulu sama aku, tapi mulai kesini kita sudah mulai sepemikiran ya njo. Lucu kalau lagi digodain sama pakde.
7.         Eri, peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan. Karena di PBL ini pakai konsep AKK banget (MCUA, fishbone, diagram how-how, FFA, intervensi, dll) maka dialah yang paling diandalkan dalam penyusunan laporan di tim KIA. Terimakasih kecil sudah mau berbesar hati menghandle intervensi untuk institusi💓.
8.         Safina, peminatan gizi. Cantik nih anak, sampai mengalihkan dunia orang kelurahan haha. Yak dia anak yang sangat PD gais, dan dia juga ketua panitia intervensi ke masyarakat loh. Selow tapi pasti.
9.         Bella, peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Mama kita di posko (love). Hobinya ngupasin buah, jadi kita anak-anaknya tinggal makan ajadeh. Dia juga suka masak dan bawa masakannya ke posko, kita jadi sejahtera deh💓. Yang udah lamaran mah bebas ya ngangenin ayangnya kapan ajah.
10.      Suci A alias cia, peminatan epidemiologi. Orangnya kocak dah, kalo ketawa ituloh ga nahan. Orangnya woles dan pembawaannya ceria.
11.      Celica alias cece, anak Administrasi Kebijakan Kesehatan, cantik dan sepatunya jadi incaran Bu Nunuk wkwk. Laptopnya selalu jadi andalannya anak pbl, thanks laptopnya cece💓.
12.      Nurul, penimatan gizi. Suaranya nyaring banget, bikin mata melek haha. Kalo cerita heboh bener.
13.      Suci T alias cite, peminatan kesehatan lingkungan. Kini dia mendapat nama panggilan baru karena ada 2 nama suci di kelompok pbl ngesrep wkwk. Princess PBL Ngesrep nih, orangnya tinggi.
14.      Meisita, peminatan epidemiologi. Orangnya kalem, tapi sebenarnya engga. Kalo udah ngobrol dia heboh juga loh, kadang aku suka nguping.
15.      Kem, peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dia mengaku kalau mulutnya pedas, tapi dia tidak suka pedas. Tersibuk lah dia pokoknya, dan pekerja keras juga. Yang lain pada haha hihi, dia doang yang berkutat dengan laptop.
16.      Siska, peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, orangnya kocak dah, kalo cerita heboh banget. Duta herbalife di kelompok pbl nih. Asik dah pokoknya anaknya.
17.      Angel, peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dia ini Mariah Carey nya PBL Ngesrep. Suaranya merdu banget cuy. Tapi dia juga stand up nya PBL Ngesrep, karena kalo cerita langsung jadi pusat perhatian. Seru banget kalo dia cerita.
Nah itu tadi anggota kelompok PBL Ngesrep. Pegel juga ya nulis begit doang. Okay sekarang kita lanjut ke kegiatan selama PBL. Jadi di minggu pertama dan kedua PBL kita udah sibuk banget dengan data dan sebagainya, karena kita kudu bolak-balik puskesmas untuk nyari data. Eh pas hari jumat di minggu kedua, datanglah emergency call dari puskesmas, karena ternyata kelompok ngesrep dan kelompok tinjomoyo (kelurahan satunya yang berada dibawah naungan puskesmas ngesrep) belum menghadap Kapus. Akhirnya datanglah masa kami bertemu kapus, dan disaat itu pula aku jatuh hati pada kebersahajaannya pak kapus💘💘💘. Okay skip. 
 
Poto bersama peserta fasilitasi
 
Di minggu ketiga kami sibuk turun lapangan mencari responden dan mengolah data. Akhirnya di hari senin minggu keempat kamipun mengadakan fasilitasi untuk perwakilan masyarakat kelurahan ngesrep. Lagi-lagi aku jatuh hati sama kebersahajaannya pak ahnaf, kapus yang aku bicarakan sebelumnya. Sebuah percakapan singkatpun terjadi:
Me: Pak Ahnaf udah nikah belum ya?
Other: Udah lah!!! (seakan tidak rela kalau aku naksir sama bapaknya)
Ya... namanya juga usaha HAHA! Engga deng canda. And than setelah melakukan fasilitasi kepada masyarakat, kita pun bersiap untuk melaksanakan intervensi ke masyarakat dengan mengadakan sosialisasi, di bidang KIA ada sosialisasi tentang pentingnya dukungan keluarga untuk ibu yang sedang hamil, dari gizi ada peningkatan pengetahuan untuk mencegah KEK pada ibu hamil.
Selama fasilitasi sampai intervensi, aku berpikir bahwa betapa gercepnya kita berjalan, karena mengadakan fasilitasi dan intervensi itu mengundang orang, tapi persiapannya sangat singkat namun hasilnya pun bisa dibilang memuaskan. Padahal selama ini kalau ngadain kegiatan pasti banyak yang dipusingkan, tapi selama pbl, untuk mengadakan kegiatan itu alhamdulillah rasanya seperti dimudahkan, baik dari pihak kelurahan maupun pihak puskesmas. Jadi kita dan institusi sama-sama saling membantu dan menguatkan #eaaa.
 
Poto bersama peserta intervensi masyarakat dalam kegiatan REPLIKAZI
 
Intervensi ke masyarakat dan ke institusi yang dilaksanakan di minggu kelima pun berjalan lancar, walau diawal-awal pertemuan dengan psukesmas sempat ada cekcok, tapi mulai kebelakang hubungan kita bagaikan kakak-adik #eaaa. Ini semua karena kemurahan hati Pak Ahnaf kepada anak-anak PBL Ngesrep (mulai lagi).
 Anggota TIM PBL Ngesrep 2017 setelah intervensi. Pada laper, makanya nunjuk perut
 
Dan sampailah di hari-hari terakhir PBL, dimana laporan sudah banyak dikerjakan, jadi rada gabut, dan sempet-sempetnya beli kartu buat main di posko. Hingga akhirnya sampailah pada hari Jumat dan kami kudu berpisah dengan pihak kelurahan dan puskesmas (sad but happy).
Jadi aku mau berterimakasih kepada pihak kelurahan dan puskesmas yang sudah mau menerima keberadaan kami selama kurang-lebih 1 bulan ini, dan mau direpotkan juga dengan keberadaan kami. Semoga bapak-ibu sehat selalu.
Poto bersama pihak puskesmas saat perpisahan
Poto bersama pihak kelurahan saat perpisahan
 
Nah tadi itu cerita tentang timeline kegiatan saat PBL. Sekarang kumau cerita tentang pengalaman yang asik-asik yang aku inget. Jadi di posko itu hampir setiap hari ada cemilan yang tidak bergizi, sehingga aku sering ngemil, dan akhirnya beratku naik 1,5 kilo. Gila banget gua makin gendut! Jajanan yang sangat membekas dihati diantaranya sotong (terimakasih Bella sudah mencetuskan sotong menjadi cemilan fardhu di posko), pisang bolen aneka rasa (yang banyak dipasok oleh safina), dan penyortir mangga yang bertumpah ruah. Sayangnya tidak ada penyetokan duren selama di posko😔 tapi tidak apa-apa, yang penting ada mangga. Dan jangan lupa cemilan tersering anak PBL Ngesrep, MICIN! Walau cemilannya micin, tapi performa kita tetap mulus loh, gak ngadet-ngadet haha.
Waktu PBL, karena aku berada di tim KIA, sering banget tim KIA itu kalo lagi diskusi, suaranya pada kaya toak, nyolot-nyolotan, sampe kehabisan energi aku ngomong sama mereka. Tapi seru sih, posko jadi rame, dan tim gizi jadi keberisikan wkwk (maafkan).
Selain itu kita juga berpartisipasi dalam kegiatan PSN yang diadakan kelurahan, PSN adalah singkatan dari Pemberantasan Sarang Nyamuk, jadi lewat PSN itu pula kami lebih mengenal masyarakat Ngesrep dan karakteristiknya secara umum. Pengalaman PSN tiap orang beda-beda, dan itu seru-seru sih, dari ditolak sampe dikasih bekel sama rumah yang kita cek. Oiya kondisi ekonomi di kelurahan Ngesrep juga beragam banget, dari kelas bawah sampai kelas atas ada semua, makanya bisa jadi pembelajaran juga PBL kali ini tentang bagaimana menghadapi masyarakat dari berbagai kalangan.
Poto bersama ibu-ibu RW 2 saat PSN
 
Karena aku bertengker di tim KIA, mungkin aku akan lebih banyak cerita tentang pengalaman di tim KIA ya. Jadi tim KIA itu kalau ngumpul bener-bener gapernah sampai malam, paling banter jam 4 udah kelar. Tapi kalau kerja individu ya sampai malem (re: me).
Karena tim PBL Ngesrep 94% nya merupakan wanita, maka tidak heran jika saat ngumpul kita banyak bergosip dan bercerita dan bersuara cempreng dan tidak woles dan ngegas. Jadi mas zain selaku satu-satunya cowo dikelompok kami cuma bisa tidur aja menghadapi tingkah anggotanya yang gaketolongan wkwk.
Okay sekarang sudah diakhir cerita, jadi kalau ada yang kurang bisa hubungi aku. Untuk penutup posting kali ini, aku mau berterimakasih juga kepada DPL (Dosen Pendamping Lapangan), yaitu Bu Fat, atas bimbingannya selama ini, dan kemudahan yang diberikan juga. Terimakasih karena sudah mau membantu kami dari awal PBL sampai akhir sidang. Bu Fat memang mendampingi banget lah pokoknya. Semoga bahagia selalu ya ibu dan keluarga💘.
Poto bersama DPL setelah sidang. Hooraayyy!!!
 
Okay sampai sini ajah cerita PBL kali ini. Isunya sih tim PBL Ngesrep pada mau perpisahan, tapi belum tau nih fakta atau mitos. Nanti kalau jadi, akan aku post disini. So, sampai sini dulu cerita pengalaman aku tentang PBL. Have a nice rainy day!💓

Kamis, 16 November 2017

Pengalaman Magang di RSMM

Assalamu’alaikum semuanya! Sudah lama tidak bersua (re: curhat) di blog ini. kalo dilihat-lihat sih terakhir cerita setahun lalu ya? Padahal aku selalu berencana untuk bikin something like remember this month di penghujung bulan untuk ngereview apa yang udah aku lakuin bulan ini. tapi belum bisa kesampaian sampai sekarang. Banyak sih faktornya, kaya waktu yang singkat dan aktivitas yang padat, mood yang not good, dan the main cause is mager. #flatsmile
 me and chibi at the office
Okay kalau begitu aku akan menceritakan tentang kejadian sekitar 4 bulan lalu, tepatnya di bulan Juli-Agustus saat aku PKL (Praktik Kerja Lapangan) yang lebih umum disebut magang. Jadi PKL merupakan salah satu mata kuliah semester 6 di FKM, dan dilaksanakan saat masa liburan. Sedih gak sih waktu liburanmu yang berharga kudu dihabiskan untuk magang? :”) but not too sad juga sih, karena disatu sisi aku mau mengisi waktu liburku untuk hal yang berfaedah, makanya untuk magang kali ini walau sedih (karena mengurangi quality time with family) tapi juga senang karena ada faedahnya. Sejujurnya selama liburan semester aku gapernah mengisi waktuku dengan hal yang bermanfaat (atau lebih sedikit waktu berfaedah yang aku gunakan dibandingkan waktu yang tidak berfaedah HAHA). Tapi I’m not feel sorry for that, karena bagiku quality time dengan family itu most important, sebelum waktu bertemu aku dan keluarga semakin sedikit di kemudian hari. Dan sepertinya liburan kali ini aku gakan bertemu dengan mereka:( but it’s okay, aku harus mulai mencoba tabah karena gabisa sering-sering bertemu keluarga. #nangistujuhember
Btw ini intronya panjang juga ya HAHA. Yaudah saatnya aku memulai menceritakan pengalaman magangku selama kurang lebih 30 hari kerja. Jadi aku magang di RS Marzoeki Mahdi, sebuah RS yang terletak di Bogor, sekitar 2 km kalau dari stasiun bogor. karena aku jurusan kesehatan masyarakat peminatan kesehatan lingkungan, so aku magang di bagian instalasi kesehatan lingkungan, tepatnya di unit instalasi pengolahan air limbah. Sebelum memulai magang pada tanggal 3 Juli 2017, aku melakukan survey terlebih dahulu dengan my sister♥ Awalnya setelah survey aku dan adikku mau jalan-jalan dulu, tapi hal termenyebalkan yang selalu menyerang saat sedang asik ngebolang (re: sakit kepala) datang, jadi aku gabisa melanjutkan perjalanan deh:(.
Akhirnya sampailah kita pada tanggal 3 Juli, hari pertama magang. Aku magang bersama my friend yang bernama chibi (nama samaran) (kalo mau tau orangnya, cari tau sendiri:p), dan dihari pertama kita hanya pengenalan. Pembimbing lapangan kita bernama Pak Agus Gunawan, beliau adalah kepala unit IPAL. Selain itu kami juga dibimbing oleh Mba Tyas, wanita cantik (dan tercantik, terputih, termuda) di unit IPAL. Makasih ya Mba Tyas, kita udah boleh menginvlasi meja mba selama 29 hari:”) Selain Pak Agus dan Mbak Tyas, kita juga dibimbing oleh unit IPAL squad seperti Pak Zainal, Bunda (lupa nama aslinya), Pak Andi, Pak Mufid, Pak Edi, dan Pak Irfan (yang awalnya kupikir namanya Pak Firman).
Ruang Unit Pengelolahan Air Limbah yang Memiliki Dunianya Sendiri
 Karena pengalaman hari pertama begitu melelahkan, kudu berangkat pagi banget dari rumah, tepatnya jam 4.30, karena takut kena macet, karena kalo udah kena macet bisa-bisa sampe stasiun jam 6 pagi. Sekitar jam 5 sampai di stasiun (dan keberangkatan pertama jam 5.45) (ngapain coba kan aku disana 45 menit-_-). Btw aku naik di stasiun UI, dan turun di staisun Bogor. waktu minggu pertama magang sih kereta masih sepi, tapi pas minggu kedua, karena anak sekolah udah pada masuk, kereta jadi penuh banget, padahal keberangkatan pertama loh, dan aku gabisa duduk, padahal berangkat pagi itu ngantuk banget, aku sampe tidur padahal lagi berdiri! Sedih banget deh ngebayangin mereka yang perlu pulang-pergi naik kereta tiap pagi, apalagi yang ke jakarta, jangan harap bisa duduk, lega-legaan aja gabisa, HARUS dempet-dempetan.
Karena pengalaman tidak mengenakkan diperjalanan berangkat, maka aku dan chibi memutuskan untuk ngekos dan sekamar. So bisa ngebayangin kan 29 hari (walau gak full) bersama dan sekamar, udah bisa ngeliat dah tuh jelek-buruknya aku. Iya, aku. Sikapku memang zero banget lah:”)
  Singkatnya, RSMM itu adalah RS Jiwa (tapi ada poli umumnya juga), jadi otomatis aku penasaran dong sama kehidupan di RSJ. Karena aku magang di bagian IPAL, aku gabanyak masuk ke bangsal-bangsal yang ada pasiennya, tapi ada beberapa waktu dimana aku dan chibi inspeksi ke bangsal-bangsal. Dan jujur itu seru banget sih, lebih ngebuka wawasan tentang sebenarnya penyakit jiwa itu bukan hanya mereka yang gasadar akan kehidupan mereka, atau mereka yang meronta-ronta histeris, atau hal lain. Penyakit jiwa itu juga bisa karena suatu hal, yang mana ketika hal tersebut mengusik dirinya, maka penyakit itu akan muncul. Aku pernah diceritain my mother about her experience ketika harus jaga di RSJ, dan kayanya gabeda jauh sama pengalaman ibuku waktu itu. Fyi ibuku dulu perawat.
Padahal udah banyak nyusun rencana sama chibi kalo di Bogor mau kemana aja, tapi faktanya cuma beberapa tempat aja yang bisa dikunjungi. Banyak faktor kenapa rencana-rencana itu gak terwujud, salah satunya kecapekan karena magang (tiap hari kita kudu jalan beratus-ratus meter) (dan kalo lagi inspeksi, kita kudu mengelilingi RS yang luasnya naudzubillah), jadi udah capek duluan untuk kemana-mana. Selain itu untuk mencari makan malam aku dan chibi kudu jalan beratus-ratus meter, itu juga cuma nemu satu tempat makan, kalo mau yang lebih bervariasi kudu jalan berkilo-kilo meter. Gimana gak kenceng betis kan. Udah gitu, kalo nyari makan malam, dapat dipastikan jalanan yang kami lewati sangat gelap dan sepi. Nice gak tuh.
Maka dari itu magang tidak bisa membuatku gemuk (padahal udah gemuk), karena problematika makan yang sungguh membuat gundah gulana. Jadi ga jarang aku dibawain lauk dari rumah (karena tiap weekend pulang ke rumah), dan untungnya aku gak bosenan kalo makan, jadi bisa makan satu jenis lauk seharian.
Olahraga dulu sebelum makan
Orang-orang di IPAL itu baik-baik banget sumpah. Hidup di lingkungan mereka itu kayak bener-bener hidup didunia serba selow aja, selain kepala unitnya juga super selow. Fyi di unit IPAL itu ada yang disebut dengan bunda, dan beliau lebih tua dari Pak Agus yang notabenenya kepala unit, so you know lah masalah umur bisa mempengaruhi derajat seseorang, jadi bunda itu lebih sering ngatur dibanding Pak Agus, kan lucu ya. Tapi Pak Agus juga orangnya woles sih, jadi beliau juga ga ambil pusing kalau bunda udah nyerocos gak karuan. Selain itu ada juga Pak Zainal yang suka banget cerita, beliau itu paling tua di unit IPAL, makanya beliau mungkin udah anggap kita yang muda-muda (termasuk Mba Tyas) seperti anaknya sendiri. Orang-orang IPAL itu baik-baik banget, beda sama orang-orang di bidang lain, misalnya di diklit, atau pencegahan penyakit apalah itu aku lupa namanya, karena orang IPAL itu humble dan ya gitu, woles banget. Mungkin orang-orang bidang sarana-prasarana juga woles kaliya (berhubung unit IPAL dan IPS RS letaknya di satu kawasan) (terbelakang). Jadi unit IPAL itu kaya punya dunia sendiri, dan emang lokasinya kaya bukan di kawasan RS. Padahal masih satu kawasan sebenarnya.
Kalau untuk kegiatan lengkap saat magang aku gaceritain ya, kalau mau tau detilnya bisa kunjungi blognya chibi di http://annisarachmawati-ph.blogspot.co.id/. Disini aku mau critain hal-hal serunya ajah. Ohiya, saat masuk ke bangsal pun aku rada sedikit gugup, karena aku masih kaku gitu berkomunikasi dengan pasien yang aku dan chibi samarkan jadi komplotan. Ada saat dimana kita lagi inspeksi sama Kang Cepi dan Kang Maul (mereka dair PT Serunting) dan dibelakang kita ada para komplotan ngikutin. Ada juga saat kita lagi melihat bak kontrol disuatu titik, eh ada segerombolan komplotan lewat dan ikutan kepo gitu sama yang kita liatin (padahal kita ngeliatin limbah HAHA). Lucu sih kalau diinget-inget. selain itu pernah juga kita lagi sebar buku laporan LB3 ke tiap bangsal, terus ada komplotan yang ngajak gue ngobrol dong! Shock gak sih situ kalo jadi gue?! Masalahnya aku kan belum berpengalaman menghadapi hal-hal seperti ini, jadi agak kagok juga kalo sampe berhadapan sama mereka. Rasanya sama kaya kalo lagi ketemu gebetan gils!


Selain ada kisah menarik yang lucu, ada juga kisah menarik yang seram. Jadi, aku dan chibi memutuskan untuk ngekos, dan UNTUNGNYA sekamar berdua. Gatau sih ini seram atau enggak, tapi waktu ngalamin aku dan chibi ngerasa biasa aja. Jadi singkat cerita, saat aku tidur, sering banget (hampir tiap hari) aku kebangun berkali kali, entah itu jam 11, 1, 2, 3, 4, pokoknya kebangun berkali kali deh, tapi abis kebangun bisa langsung tidur. Cuma capek juga kalo kebangun terus. Tapi aku sih mikirnya karena cuaca di Bogor itu dingin banget, makanya aku masih beradaptasi sama cuaca disana. Aku bikin postigan malem-malem pulak. Skip skip.
Sebelnya aku ga pernah moto tempat kos aku, jadi gabisa dikenang deh (alah sok-sokan). Selain soal kosan, kantin menjadi hal penting juga dalam pengalaman magangku. Jadi di RSMM itu gada kantin yang kaya stan makanan berat gitu, adanya koperasi yang jual gorengan dan jajanan kemasan gitu. Tapi di wilayah lain di RSMM ada kantin yang lebih umum disebut “Kantin Bude”, so aku lebih sering beli makan disitu (lebih tepatnya beli nasi karena aku udah ada lauk yang dibawain my mother). Mungkin si Bude jadi hafal banget juga sama aku dan chibi karena hampir tiap hari kesana cuma buat beli nasi doang. Terimakasih Bude yang sudah menyelamatkan diriku yang mudah lapar.
Sebenarnya di Bogor banyak banget tempat yang bisa dikunjungi dan spot photo yang kece abis sih, cuma karena kemalasan dan kemageranku tempat-tempat itu jadi tak terjamah deh, maafkan aku chibL semoga masih diberi waktu untuk dapat mencicipi Kota Bogor dan kota-kota lainnya.
Jadi seperti itulah pengalaman magangku kurang lebih, nanggung sih kalo aku magang di Bogor sebenarnya, jauh engga, deket engga, jadi bawaannya pengen pulang mulu. Tapi gak apa-apa, kalau gak gitu kan gapernah ngerasain pergi ke stasiun jam 4.30, nyampe stasiun jam 5, kedinginan di stasiun, tidur sambil berdiri di kereta, langganan grab buat ke RS, pakai baju putih dan celana hitam setiap hari, jalan beratus-ratus meter dari kos ke RS, ketemu komplotan, nyari makan susah, seram-seraman, kedinginan, bingung mau ngeprint dimana (karena biasa dengan harga tembalang, harga ngeprint di bogor terasa memberatkan), dan banyak hal yang gabisa disebutin satu-satu.
Oh iya, bahkan aku pernah abis naik KRL, aku gada kartu pass untuk keluar (karena pake kartunya chibi), dan akhirnya aku minta tolong mas mas dong! Aku inget mas masnya pake baju UI warna merah, kayaknya anak hukum. Kebetulan si masnya lagi gapake kartu MRT, jadi dia gak bisa keluarin aku dengan kartu yang ada di tangannya saat itu. Terus dengan baik hati dia membantu merencanakan pengeluaranku, dengan membelikan kartu harian, dan akhirnya aku berhasil keluar. Aku terharu guys. Makasih untuk mas-mas berbaju UI warna merah, yang telah menolak uangku, semoga lancar terus ya mas kedepannya, dapet istri soleha.
 Meja Mba Tyas yang aku invasi selama 29 hari
 Kartu pengenal selama di RSMM
Okay ini adalah akhir dari ceritaku saat magang. Sekarang saatnya ucapan terimakasih.
  1. Terimakasih kepada Bapak Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan (namanya lupa) yang sudah menjadi rival kami sejak awal. But bapak tetap baik ko dimata kami, karena kami tau mungkin karena faktor umur (dimana umur bapak lebih muda dari umur Pak Agus dan Bunda), makanya bapak agak tertekan dan akhirnya hobi menekan kami ya pak. Btw bercanda pak, peace love and gawl.
  2. Terimakasih banyak sekali love muah muah untuk Pak Agus yang super penyabar menghadapi setiap tekanan yang diberikan bunda, selalu setia memberi ilmu kepada kami tentang IPAL, bahwa lumpur yang bagus itu kalau warnanya agak kemerah-merahan dan ada gret-gretnya. Yap, hanya kami yang paham arti gret-gret itu. Pokoknya makasih banyak Pak Agus, istri bapak pasti bersyukur banget punya suami yang penyabar kaya bapak. Doakan saya punya suami penyabar kaya bapak ya pak.
  3. Terimakasih banget juga untuk Mba Tyas yang selalu setia menjadi pembimbing lapangan kita secara gak langsung, pokoknya Mba Tyas berjasa banget deh untuk kami. Semoga cepat nikah sama calonnya ya mba. Makasih juga untuk bunda yang selalu setia menghibur kami, semoga operasi dan pasca operasi bunda lancar ya. Terimakasih juga untuk Pak Zainal yang memandang kami seperti anak sendiri, selalu bercerita tentang pengalaman yang luar biasa.
  4. Terimakasih juga untuk Pak Irfan (tadi nyaris ngetik Pak Firman lagi), Pak Mufid, Pak Edi dan Pak Andi yang mau menunggu kami yang lelet ini untuk melakukan pengangkutan limbah medis pagi hari jam 5.30 WIB. Kapan lagi masuk ke ruangan ruangan di RS kan.
  5. Terimakasih juga untuk Kang Asep yang selalu membersihkan ruangan, menjadi orang pertama yang aku lihat saat datang. Makasih juga untuk Kang Cepi dan Kang maul dari PT. Serunting yang mau bantu-bantu kita memahami penanganan vektor. Semoga akang akang semua bahagia dengan pekerjaan akang ya.
  6. Terimakasih Bu Niki yang mau menjadi dosen pembimbing yang rela direpotkan lewat email, dan menjadi penguji yang baik hati untuk kami. Sikap ibu yang bersahabat dengan mahasiswa membuat saya nyaman dengan ibu. Semoga anak ibu sehat selalu ya.
  7. Terimakasih ibu kos yang memperbolehkan kami menggunakan fasilitas rumah seperti kompor dan kulkas. Makasih juga sudah memberi kami kesempatan tinggal sendiri di rumah selama 4 hari, mayan bikin spot jantung loh buk.
  8. Biggest thanks to my partner, chibi similikiti muah muah. Makasih banget chib udah mau jadi partner magang aku, sudah mau aku repotkan dibanyak banget hal. Kamu pasti udah tau jelek-jeleknya aku kan chib, maaf ya:”) jangan masukin hati setiap ucapan maupun sikapku yang kurang berkenan ya, aku gapernah serius dengan sikap dan ucapan yang buruk kok, ketidak sengajaan dan faktor hormon adalah pemicu utamanya. Makasih juga udah jadi teman cerita kalo lagi di kos, teman berbagi capcay, teman nonton apapun yang bisa ditonton, teman bertarung candy crush, teman ribet-ribetan laporan, pokoknya makasih banyak, dan maaf banget atas apapun yang menyakiti hatimu yah. Aku bersyukur banget karena partnerku adalah kamu (kiss) wkwk. Plus makasih juga untuk keluarga kamu ya chib, mau direpotin sama keberadaanku:( semoga kamu sekeluarga selalu bahagia sejahtera dunia akhirat ya.
  9. Least but not last, thank you very much to my lovely mom. Kalau disebutin apa makasihnya, gakan kesebut semuanya, 20% pun gada. Tapi makasih banyak untuk mom yang bangun pagi-pagi untuk bikinin sarapan (aku bangun jam set4, jadi bisa bayangin kan mom bangun jam berapa), rela nganterin aku ke stasiun pagi-pagi, padahal dingin banget, aku juga suka cemas kalo mother balik dari stasiun. Makasih juga mau jemput aku kalo lagi pulang, padahal jalanan macet banget. Kalo inget perjuangan mother untuk magang aku, kadang suka sedih, aku cuma bisa ngeluh saat magang, tapi jarang untuk bersyukur. Aku akan berusaha lebih keras mengahdapi kuliahku, jadi aku bisa membahagiakan mom dan sisters. Don’t worry mom. Walau aku sering nyuruh mom untuk jangan dirumah terus, tapi sebenarnya aku suka cemas kalo mom diluar rumah. But I love you.
Ruangan yang akan selalu dirindukan
 
Orang-orang yang akan selalu dirindukan♥ ("saya pakai topi ya." "saya pakai baju kaya gini biar keren." ternyata bapak bapak ini rempong juga ya kalau mau foto, kangen juga:"))

OMG ini panjang banget postingannya, udah kaya curhat di diary book banget lah. Yaudah lah ya bagi yang mau baca sok dibaca, kalo capek baca yaudah tak apa-apa. Jadi begitulah pengalaman aku saat magang. Mungkin nanti kalo ada pengalaman yang terlewatkan, akan aku edit suatu saat nanti. So sampai sini dulu ya guys, semoga menginspirasi (apaansi li).
Buhbye and sleep tight