Kamis, 16 November 2017

Pengalaman Magang di RSMM

Assalamu’alaikum semuanya! Sudah lama tidak bersua (re: curhat) di blog ini. kalo dilihat-lihat sih terakhir cerita setahun lalu ya? Padahal aku selalu berencana untuk bikin something like remember this month di penghujung bulan untuk ngereview apa yang udah aku lakuin bulan ini. tapi belum bisa kesampaian sampai sekarang. Banyak sih faktornya, kaya waktu yang singkat dan aktivitas yang padat, mood yang not good, dan the main cause is mager. #flatsmile
 me and chibi at the office
Okay kalau begitu aku akan menceritakan tentang kejadian sekitar 4 bulan lalu, tepatnya di bulan Juli-Agustus saat aku PKL (Praktik Kerja Lapangan) yang lebih umum disebut magang. Jadi PKL merupakan salah satu mata kuliah semester 6 di FKM, dan dilaksanakan saat masa liburan. Sedih gak sih waktu liburanmu yang berharga kudu dihabiskan untuk magang? :”) but not too sad juga sih, karena disatu sisi aku mau mengisi waktu liburku untuk hal yang berfaedah, makanya untuk magang kali ini walau sedih (karena mengurangi quality time with family) tapi juga senang karena ada faedahnya. Sejujurnya selama liburan semester aku gapernah mengisi waktuku dengan hal yang bermanfaat (atau lebih sedikit waktu berfaedah yang aku gunakan dibandingkan waktu yang tidak berfaedah HAHA). Tapi I’m not feel sorry for that, karena bagiku quality time dengan family itu most important, sebelum waktu bertemu aku dan keluarga semakin sedikit di kemudian hari. Dan sepertinya liburan kali ini aku gakan bertemu dengan mereka:( but it’s okay, aku harus mulai mencoba tabah karena gabisa sering-sering bertemu keluarga. #nangistujuhember
Btw ini intronya panjang juga ya HAHA. Yaudah saatnya aku memulai menceritakan pengalaman magangku selama kurang lebih 30 hari kerja. Jadi aku magang di RS Marzoeki Mahdi, sebuah RS yang terletak di Bogor, sekitar 2 km kalau dari stasiun bogor. karena aku jurusan kesehatan masyarakat peminatan kesehatan lingkungan, so aku magang di bagian instalasi kesehatan lingkungan, tepatnya di unit instalasi pengolahan air limbah. Sebelum memulai magang pada tanggal 3 Juli 2017, aku melakukan survey terlebih dahulu dengan my sister♥ Awalnya setelah survey aku dan adikku mau jalan-jalan dulu, tapi hal termenyebalkan yang selalu menyerang saat sedang asik ngebolang (re: sakit kepala) datang, jadi aku gabisa melanjutkan perjalanan deh:(.
Akhirnya sampailah kita pada tanggal 3 Juli, hari pertama magang. Aku magang bersama my friend yang bernama chibi (nama samaran) (kalo mau tau orangnya, cari tau sendiri:p), dan dihari pertama kita hanya pengenalan. Pembimbing lapangan kita bernama Pak Agus Gunawan, beliau adalah kepala unit IPAL. Selain itu kami juga dibimbing oleh Mba Tyas, wanita cantik (dan tercantik, terputih, termuda) di unit IPAL. Makasih ya Mba Tyas, kita udah boleh menginvlasi meja mba selama 29 hari:”) Selain Pak Agus dan Mbak Tyas, kita juga dibimbing oleh unit IPAL squad seperti Pak Zainal, Bunda (lupa nama aslinya), Pak Andi, Pak Mufid, Pak Edi, dan Pak Irfan (yang awalnya kupikir namanya Pak Firman).
Ruang Unit Pengelolahan Air Limbah yang Memiliki Dunianya Sendiri
 Karena pengalaman hari pertama begitu melelahkan, kudu berangkat pagi banget dari rumah, tepatnya jam 4.30, karena takut kena macet, karena kalo udah kena macet bisa-bisa sampe stasiun jam 6 pagi. Sekitar jam 5 sampai di stasiun (dan keberangkatan pertama jam 5.45) (ngapain coba kan aku disana 45 menit-_-). Btw aku naik di stasiun UI, dan turun di staisun Bogor. waktu minggu pertama magang sih kereta masih sepi, tapi pas minggu kedua, karena anak sekolah udah pada masuk, kereta jadi penuh banget, padahal keberangkatan pertama loh, dan aku gabisa duduk, padahal berangkat pagi itu ngantuk banget, aku sampe tidur padahal lagi berdiri! Sedih banget deh ngebayangin mereka yang perlu pulang-pergi naik kereta tiap pagi, apalagi yang ke jakarta, jangan harap bisa duduk, lega-legaan aja gabisa, HARUS dempet-dempetan.
Karena pengalaman tidak mengenakkan diperjalanan berangkat, maka aku dan chibi memutuskan untuk ngekos dan sekamar. So bisa ngebayangin kan 29 hari (walau gak full) bersama dan sekamar, udah bisa ngeliat dah tuh jelek-buruknya aku. Iya, aku. Sikapku memang zero banget lah:”)
  Singkatnya, RSMM itu adalah RS Jiwa (tapi ada poli umumnya juga), jadi otomatis aku penasaran dong sama kehidupan di RSJ. Karena aku magang di bagian IPAL, aku gabanyak masuk ke bangsal-bangsal yang ada pasiennya, tapi ada beberapa waktu dimana aku dan chibi inspeksi ke bangsal-bangsal. Dan jujur itu seru banget sih, lebih ngebuka wawasan tentang sebenarnya penyakit jiwa itu bukan hanya mereka yang gasadar akan kehidupan mereka, atau mereka yang meronta-ronta histeris, atau hal lain. Penyakit jiwa itu juga bisa karena suatu hal, yang mana ketika hal tersebut mengusik dirinya, maka penyakit itu akan muncul. Aku pernah diceritain my mother about her experience ketika harus jaga di RSJ, dan kayanya gabeda jauh sama pengalaman ibuku waktu itu. Fyi ibuku dulu perawat.
Padahal udah banyak nyusun rencana sama chibi kalo di Bogor mau kemana aja, tapi faktanya cuma beberapa tempat aja yang bisa dikunjungi. Banyak faktor kenapa rencana-rencana itu gak terwujud, salah satunya kecapekan karena magang (tiap hari kita kudu jalan beratus-ratus meter) (dan kalo lagi inspeksi, kita kudu mengelilingi RS yang luasnya naudzubillah), jadi udah capek duluan untuk kemana-mana. Selain itu untuk mencari makan malam aku dan chibi kudu jalan beratus-ratus meter, itu juga cuma nemu satu tempat makan, kalo mau yang lebih bervariasi kudu jalan berkilo-kilo meter. Gimana gak kenceng betis kan. Udah gitu, kalo nyari makan malam, dapat dipastikan jalanan yang kami lewati sangat gelap dan sepi. Nice gak tuh.
Maka dari itu magang tidak bisa membuatku gemuk (padahal udah gemuk), karena problematika makan yang sungguh membuat gundah gulana. Jadi ga jarang aku dibawain lauk dari rumah (karena tiap weekend pulang ke rumah), dan untungnya aku gak bosenan kalo makan, jadi bisa makan satu jenis lauk seharian.
Olahraga dulu sebelum makan
Orang-orang di IPAL itu baik-baik banget sumpah. Hidup di lingkungan mereka itu kayak bener-bener hidup didunia serba selow aja, selain kepala unitnya juga super selow. Fyi di unit IPAL itu ada yang disebut dengan bunda, dan beliau lebih tua dari Pak Agus yang notabenenya kepala unit, so you know lah masalah umur bisa mempengaruhi derajat seseorang, jadi bunda itu lebih sering ngatur dibanding Pak Agus, kan lucu ya. Tapi Pak Agus juga orangnya woles sih, jadi beliau juga ga ambil pusing kalau bunda udah nyerocos gak karuan. Selain itu ada juga Pak Zainal yang suka banget cerita, beliau itu paling tua di unit IPAL, makanya beliau mungkin udah anggap kita yang muda-muda (termasuk Mba Tyas) seperti anaknya sendiri. Orang-orang IPAL itu baik-baik banget, beda sama orang-orang di bidang lain, misalnya di diklit, atau pencegahan penyakit apalah itu aku lupa namanya, karena orang IPAL itu humble dan ya gitu, woles banget. Mungkin orang-orang bidang sarana-prasarana juga woles kaliya (berhubung unit IPAL dan IPS RS letaknya di satu kawasan) (terbelakang). Jadi unit IPAL itu kaya punya dunia sendiri, dan emang lokasinya kaya bukan di kawasan RS. Padahal masih satu kawasan sebenarnya.
Kalau untuk kegiatan lengkap saat magang aku gaceritain ya, kalau mau tau detilnya bisa kunjungi blognya chibi di http://annisarachmawati-ph.blogspot.co.id/. Disini aku mau critain hal-hal serunya ajah. Ohiya, saat masuk ke bangsal pun aku rada sedikit gugup, karena aku masih kaku gitu berkomunikasi dengan pasien yang aku dan chibi samarkan jadi komplotan. Ada saat dimana kita lagi inspeksi sama Kang Cepi dan Kang Maul (mereka dair PT Serunting) dan dibelakang kita ada para komplotan ngikutin. Ada juga saat kita lagi melihat bak kontrol disuatu titik, eh ada segerombolan komplotan lewat dan ikutan kepo gitu sama yang kita liatin (padahal kita ngeliatin limbah HAHA). Lucu sih kalau diinget-inget. selain itu pernah juga kita lagi sebar buku laporan LB3 ke tiap bangsal, terus ada komplotan yang ngajak gue ngobrol dong! Shock gak sih situ kalo jadi gue?! Masalahnya aku kan belum berpengalaman menghadapi hal-hal seperti ini, jadi agak kagok juga kalo sampe berhadapan sama mereka. Rasanya sama kaya kalo lagi ketemu gebetan gils!


Selain ada kisah menarik yang lucu, ada juga kisah menarik yang seram. Jadi, aku dan chibi memutuskan untuk ngekos, dan UNTUNGNYA sekamar berdua. Gatau sih ini seram atau enggak, tapi waktu ngalamin aku dan chibi ngerasa biasa aja. Jadi singkat cerita, saat aku tidur, sering banget (hampir tiap hari) aku kebangun berkali kali, entah itu jam 11, 1, 2, 3, 4, pokoknya kebangun berkali kali deh, tapi abis kebangun bisa langsung tidur. Cuma capek juga kalo kebangun terus. Tapi aku sih mikirnya karena cuaca di Bogor itu dingin banget, makanya aku masih beradaptasi sama cuaca disana. Aku bikin postigan malem-malem pulak. Skip skip.
Sebelnya aku ga pernah moto tempat kos aku, jadi gabisa dikenang deh (alah sok-sokan). Selain soal kosan, kantin menjadi hal penting juga dalam pengalaman magangku. Jadi di RSMM itu gada kantin yang kaya stan makanan berat gitu, adanya koperasi yang jual gorengan dan jajanan kemasan gitu. Tapi di wilayah lain di RSMM ada kantin yang lebih umum disebut “Kantin Bude”, so aku lebih sering beli makan disitu (lebih tepatnya beli nasi karena aku udah ada lauk yang dibawain my mother). Mungkin si Bude jadi hafal banget juga sama aku dan chibi karena hampir tiap hari kesana cuma buat beli nasi doang. Terimakasih Bude yang sudah menyelamatkan diriku yang mudah lapar.
Sebenarnya di Bogor banyak banget tempat yang bisa dikunjungi dan spot photo yang kece abis sih, cuma karena kemalasan dan kemageranku tempat-tempat itu jadi tak terjamah deh, maafkan aku chibL semoga masih diberi waktu untuk dapat mencicipi Kota Bogor dan kota-kota lainnya.
Jadi seperti itulah pengalaman magangku kurang lebih, nanggung sih kalo aku magang di Bogor sebenarnya, jauh engga, deket engga, jadi bawaannya pengen pulang mulu. Tapi gak apa-apa, kalau gak gitu kan gapernah ngerasain pergi ke stasiun jam 4.30, nyampe stasiun jam 5, kedinginan di stasiun, tidur sambil berdiri di kereta, langganan grab buat ke RS, pakai baju putih dan celana hitam setiap hari, jalan beratus-ratus meter dari kos ke RS, ketemu komplotan, nyari makan susah, seram-seraman, kedinginan, bingung mau ngeprint dimana (karena biasa dengan harga tembalang, harga ngeprint di bogor terasa memberatkan), dan banyak hal yang gabisa disebutin satu-satu.
Oh iya, bahkan aku pernah abis naik KRL, aku gada kartu pass untuk keluar (karena pake kartunya chibi), dan akhirnya aku minta tolong mas mas dong! Aku inget mas masnya pake baju UI warna merah, kayaknya anak hukum. Kebetulan si masnya lagi gapake kartu MRT, jadi dia gak bisa keluarin aku dengan kartu yang ada di tangannya saat itu. Terus dengan baik hati dia membantu merencanakan pengeluaranku, dengan membelikan kartu harian, dan akhirnya aku berhasil keluar. Aku terharu guys. Makasih untuk mas-mas berbaju UI warna merah, yang telah menolak uangku, semoga lancar terus ya mas kedepannya, dapet istri soleha.
 Meja Mba Tyas yang aku invasi selama 29 hari
 Kartu pengenal selama di RSMM
Okay ini adalah akhir dari ceritaku saat magang. Sekarang saatnya ucapan terimakasih.
  1. Terimakasih kepada Bapak Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan (namanya lupa) yang sudah menjadi rival kami sejak awal. But bapak tetap baik ko dimata kami, karena kami tau mungkin karena faktor umur (dimana umur bapak lebih muda dari umur Pak Agus dan Bunda), makanya bapak agak tertekan dan akhirnya hobi menekan kami ya pak. Btw bercanda pak, peace love and gawl.
  2. Terimakasih banyak sekali love muah muah untuk Pak Agus yang super penyabar menghadapi setiap tekanan yang diberikan bunda, selalu setia memberi ilmu kepada kami tentang IPAL, bahwa lumpur yang bagus itu kalau warnanya agak kemerah-merahan dan ada gret-gretnya. Yap, hanya kami yang paham arti gret-gret itu. Pokoknya makasih banyak Pak Agus, istri bapak pasti bersyukur banget punya suami yang penyabar kaya bapak. Doakan saya punya suami penyabar kaya bapak ya pak.
  3. Terimakasih banget juga untuk Mba Tyas yang selalu setia menjadi pembimbing lapangan kita secara gak langsung, pokoknya Mba Tyas berjasa banget deh untuk kami. Semoga cepat nikah sama calonnya ya mba. Makasih juga untuk bunda yang selalu setia menghibur kami, semoga operasi dan pasca operasi bunda lancar ya. Terimakasih juga untuk Pak Zainal yang memandang kami seperti anak sendiri, selalu bercerita tentang pengalaman yang luar biasa.
  4. Terimakasih juga untuk Pak Irfan (tadi nyaris ngetik Pak Firman lagi), Pak Mufid, Pak Edi dan Pak Andi yang mau menunggu kami yang lelet ini untuk melakukan pengangkutan limbah medis pagi hari jam 5.30 WIB. Kapan lagi masuk ke ruangan ruangan di RS kan.
  5. Terimakasih juga untuk Kang Asep yang selalu membersihkan ruangan, menjadi orang pertama yang aku lihat saat datang. Makasih juga untuk Kang Cepi dan Kang maul dari PT. Serunting yang mau bantu-bantu kita memahami penanganan vektor. Semoga akang akang semua bahagia dengan pekerjaan akang ya.
  6. Terimakasih Bu Niki yang mau menjadi dosen pembimbing yang rela direpotkan lewat email, dan menjadi penguji yang baik hati untuk kami. Sikap ibu yang bersahabat dengan mahasiswa membuat saya nyaman dengan ibu. Semoga anak ibu sehat selalu ya.
  7. Terimakasih ibu kos yang memperbolehkan kami menggunakan fasilitas rumah seperti kompor dan kulkas. Makasih juga sudah memberi kami kesempatan tinggal sendiri di rumah selama 4 hari, mayan bikin spot jantung loh buk.
  8. Biggest thanks to my partner, chibi similikiti muah muah. Makasih banget chib udah mau jadi partner magang aku, sudah mau aku repotkan dibanyak banget hal. Kamu pasti udah tau jelek-jeleknya aku kan chib, maaf ya:”) jangan masukin hati setiap ucapan maupun sikapku yang kurang berkenan ya, aku gapernah serius dengan sikap dan ucapan yang buruk kok, ketidak sengajaan dan faktor hormon adalah pemicu utamanya. Makasih juga udah jadi teman cerita kalo lagi di kos, teman berbagi capcay, teman nonton apapun yang bisa ditonton, teman bertarung candy crush, teman ribet-ribetan laporan, pokoknya makasih banyak, dan maaf banget atas apapun yang menyakiti hatimu yah. Aku bersyukur banget karena partnerku adalah kamu (kiss) wkwk. Plus makasih juga untuk keluarga kamu ya chib, mau direpotin sama keberadaanku:( semoga kamu sekeluarga selalu bahagia sejahtera dunia akhirat ya.
  9. Least but not last, thank you very much to my lovely mom. Kalau disebutin apa makasihnya, gakan kesebut semuanya, 20% pun gada. Tapi makasih banyak untuk mom yang bangun pagi-pagi untuk bikinin sarapan (aku bangun jam set4, jadi bisa bayangin kan mom bangun jam berapa), rela nganterin aku ke stasiun pagi-pagi, padahal dingin banget, aku juga suka cemas kalo mother balik dari stasiun. Makasih juga mau jemput aku kalo lagi pulang, padahal jalanan macet banget. Kalo inget perjuangan mother untuk magang aku, kadang suka sedih, aku cuma bisa ngeluh saat magang, tapi jarang untuk bersyukur. Aku akan berusaha lebih keras mengahdapi kuliahku, jadi aku bisa membahagiakan mom dan sisters. Don’t worry mom. Walau aku sering nyuruh mom untuk jangan dirumah terus, tapi sebenarnya aku suka cemas kalo mom diluar rumah. But I love you.
Ruangan yang akan selalu dirindukan
 
Orang-orang yang akan selalu dirindukan♥ ("saya pakai topi ya." "saya pakai baju kaya gini biar keren." ternyata bapak bapak ini rempong juga ya kalau mau foto, kangen juga:"))

OMG ini panjang banget postingannya, udah kaya curhat di diary book banget lah. Yaudah lah ya bagi yang mau baca sok dibaca, kalo capek baca yaudah tak apa-apa. Jadi begitulah pengalaman aku saat magang. Mungkin nanti kalo ada pengalaman yang terlewatkan, akan aku edit suatu saat nanti. So sampai sini dulu ya guys, semoga menginspirasi (apaansi li).
Buhbye and sleep tight

1 komentar:

  1. Uhhhhh liiiii.. Jadi terharu bacanya, maafin nisa jugaa yaa kalau sering marah2 ga jelas, dan nyebelin mungkin itu bisa jadi faktor capek dan keracunan limbah lumpur karna sering nongki disitu. Hehe

    Btww, makasih loh yaa udh promosiin blog akuu 😘

    BalasHapus

Untuk Comment-nya, Terimakasih :D